assassin with action |
Kekhalifahan Islam yang kala itu terpecah belah dan tidak mampu melancarkan serangan balik, berdiam diri menyaksikan Pasukan-pasukan eropa menaklukan daerah-daerah di Palestina. Dikarenakan ketidak-mampuan melancarkan serangan terbuka inilah Assassins melancarkan perang yang tidak konvensional dengan cara membunuh para pemimpin musuh.
Assassins sangatlah berbeda dengan prajurit konvensional. Senjata-senjata yang digunakanpun sangat jauh berbeda. Assassins lebih mengutamakan Stealth Warfare dan beroperasi di malam hari juga bersenjatakan pisau beracun agar dapat dengan efektif membunuh target mereka.
Dari banyak target mereka, orang-orang terkenal yang pernah mereka coba bunuh adalah Saladin Al-Ayubi dan William of Montferat.
Hassan al Sabbah |
Sekte ini Akhirnya dihancurkan oleh bangsa Mongol. Benteng terakhir mereka dihancurkan oleh Hulagu Khan tahun 1272. Meskipun menjadi minoritas di dalam minoritas, sekte Ismailiyah, di bawah pimpinan para imamnya, telah berhasil membangun gerakan rahasia bawah tanah yang berkelanjutan terhadap kekhalifahan Abbasiyah.
Mereka bermaksud merealisasikan gagasan-gagasan revolusioner mereka dengan cara membangun negara Syiah pertama, kerajaan Fatimiyah, di sepanjang Mediterania dan Levant, dengan ibukotanya Kairo. Kerajaan ini bertujuan untuk melakukan terobosan ilmiah dan sosial terhadap masyarakatnya, termasuk kebebasan beragama, dan memang, kelompok Fatimiyah berjasa dalam beberapa kemajuan besar pada masa kejayaan Islam.
Hassan-i Sabbah sebelumnya dikenal sebagai sebagai penyeru utama, Da'i, di mesin propanganda rahasia kalangan Fatimiyah di dalam kekhalihafan Abbasiyah. Dia lalu memimpin kelompok perlawanan Nizari, dan berhasil mendapatkan dukungan dari mayoritas shiah Fatimiah di Levant, Persia, Iraq, sekelompok pengikut bawah tanah di jantung kekhalifahan Fatimiyah, di Mesir, dan di Afrika Utara lainnya. Meski demikian, dengan memisahkan diri dari kekhalifakan Fatimiyah, para pengikut Hassan-i Sabbah menjadi terkucil dan kalah kekuatan di wilayah musuh.
Tidak puas hanya bertahan, sebaliknya untuk membangun suatu negara impian yang baru, Kaum Nizariyya merancang suatu strategi untuk mengendalikan benteng-benteng yang secara strategis penting dengan diam-diam mengislamkan para penduduk di dalam wilayah dan di sekitar benteng-benteng strategis Ismailiyah.
Mereka membangun suatu bentuk baru 'negara di dalam negara' yang mencakup beberapa 'pulau' pemukiman yang dikelilingi tembok di wilayah, sekarang ini, Iran, Irak, Syria dan Libanon. Awal yang resmi dari Federation of the Assasins adalah tahun 1090 ketika Hassan-i Sabbah mendirikan basis pertamanya di Daylam, di dalam benteng Alamut (sangkar elang dalam bahasa Persia) di selatan laut Kaspia. Alamut tetap menjadi ibukota dari 'Federasi kaum Assassin', dan tempat bermukim para pemimpinnya, disebut penguasa Alamut, hingga keruntuhannya.
.