Senin, 09 Februari 2015

8 Tragedi Serangan terhadap Kapal-Kapal Besar




1. MV Armenia, 5.000 – 7.000 orang tewas



MV Armenia dibangun oleh galangan kapal Baltik sebagai kapal transportasi pasukan pada tahun 1928. Armenia digunakan oleh Angkatan Laut Soviet dan dikerahkan sebagai kapal transportasi dan kapal rumah sakit pada tahun 1941. Kemudian diubah menjadi kapal rumah sakit untuk militer di Laut Hitam.

Kapal ini tenggelam di Laut Hitam dalam pelayarannya mengangkut tentara Soviet yang terluka dan warga sipil dari Sevastopol ke Tuapse setelah dihantam dua torpedo yang ditembakkan oleh pesawat pembom Jerman Heinkel He-111H. Tenggelamnya kapal Armenia ini mengakibatkan kematian antara 5.000 hingga 7.000 orang.






2. MV Goya, 6.700 orang tewas



Kapal 5.230 ton ini dibangun oleh Akers Mekaniske Verksted pada tahun 1940 dan digunakan sebagai kapal transportasi Jerman selama Perang Dunia II. Kapal ini dikerahkan untuk mengevakuasi pasukan Jerman dan pengungsi yang melarikan diri dari Tentara Merah Soviet pada tahun 1945.

Pada bulan April 1945, kapal yang kelebihan beban ini sedang berlayar dari Danzig Bay ke Stettin di Laut Baltik ketika dihantam dua torpedo yang ditembakkan oleh kapal selam Soviet L-3. Kapal ini hancur menjadi dua bagian dan tenggelam hanya dalam waktu tujuh menit setelah serangan pertama dan mengakibatkan kematian 6.700 orang.





3. Junyo Maru, 5.620 orang tewas



Kapal 5.131 ton itu dibangun oleh Robert Duncan & Co pada tahun 1913 dan awalya dibangun untuk Lang dan Fulton dan digunakan sebagai kapal kargo.

Kapal itu dipesan oleh Pemerintah Jepang pada tahun 1938 untuk membawa 6.500 penumpang yang terdiri dari 2.300 tahanan perang Belanda, Amerika, Inggris dan Australia serta 4.200 romusha (buruh paksa) yang berasal dari Jawa (untuk membangun jalur kereta api) dari berlayar dari Tanjung Priok ke Padang.

Kapal ini tenggelam pada September 1944 di lepas pantai barat Sumatera di Samudera Hindia di peraira dekat kota Muko Muko, Bengkulu setelah dihantam torpedo kapal selam Inggris HMS Tradewind dan menewaskan 5.620 orang.

Setelah terjadi bencana dahsyat itu, sekitar 680 tawanan perang dan 200 kuli Jawa berhasil diselamatkan oleh kapal motor Jepang. Mereka yang selamat pun harus rela didera kerja paksa untuk membangun jaringan rel kereta api Pekanbaru – Muaro Sijunjung sejauh 220 km.






4. Toyama Maru, lebih dari 5.400 orang tewas



Toyama Maru dibangun oleh Mitsubishi Dockyard & Engineering Works pada tahun 1915. Jepang mengerahkan kapal 7.089 ton itu sebagai kapal tranportasi pasukan selama Perang Dunia II.

Akibat torpedo yang ditembakkan kapal selam AS Sturgeon (SS-187) pada Juni 1944 di Nansel Shoto, Taira Jima, Jepang, Toyama Maru yang saat itu membawa lebih dari 6.000 personel dari Independent Mixed Brigade 44 ke Okinawa, tenggelam dan menewaskan 5.400 orang akibat kebakaran yang disebabkan oleh ledakan gas.






5. Cap Arcona, lebih dari 5.000 orang tewas



Blohm dan Voss awalnya membangun Cap Arizona sebagai kapal pesiar pada tahun 1927. Angkatan Laut Jerman kemudian mengambil alih kapal itu pada tahun 1940 dan digunakan sebagai kapal akomodasi di Gotenhafen. Kapal ini selanjutnya digunakan untuk menyelamatkan tentara Jerman di Prusia Timur dan untuk transportasi ke Jerman pada bulan Januari 1945.

Pada bulan Mei 1945, kapal ini bersama dengan Thielbek dan kapal penumpang SS Deutschland membawa 8.000 tahanan. Saat tiba di Laut Baltik, rombongan ini diserang oleh Pasukan Udara Taktis Angkatan Udara Kerajaan Inggris. Kapal ini pun rusak parah, terbakar dan terbalik setelah serangan tersebut.





6. SS Ryusei Maru, lebih dari 5.000 orang tewas



Kapal 4.777 ton ini dibangun oleh galangan kapal Tyne Iron sebagai kapal kargo pada tahun 1911 dan pernah dimiliki perusahaan Ganger Rolf ASA (Oslo-Norwegia) hingga tahun 1916.

Kapal ini dipesan oleh Angkatan Laut Kekaisaran Jepang pada tahun 1938 untuk membawa 6.600 tentara dari unit Angkatan Darat Kekaisaran Jepang dari Surabaya menuju Ambon.

Pada Februari 1944 di lepas pantai utara Pulau Bali, SS Ryusei Maru tenggelam dan menyebabkan korban tewas sekitar 5.000 orang setelah terkena empat tembakan torpedo oleh kapal selam Amerika Serikat Rasher (SS-269). Selain Ryusei Maru, kapal konvoi lainnya yaitu Tango Maru juga dicegat oleh Rasher dan tenggelam dengan korban jiwa 3.500 orang.





7. Tamatsu Maru, 4.755 orang tewas



Mitsubishi Heavy Industries membangun Tamatsu Maru sebagai kapal kargo pada tahun 1943. Tentara Angkatan Laut Kekaisaran Jepang mengambil alih kapal pada tahun 1943 dan dikerahkan untuk tugas militer dari Moji ke Manila pada bulan Februari 1944.

Tamatsu Maru tenggelam pada bulan Agustus 1944 saat dalam pelayaran dari Pusan ke Moji oleh dua torpedo Mark-23 yang ditembakkan oleh USS Spadefish (AS), menyebabkan kapal terguling dan akhirnya tenggelam dengan menewaskan lebih dari 4.755 orang. Serangan itu terjadi saat kapal terpisah dari pengawalan konvoi setelah berangkat dari Pangkalan Angkatan Laut Mako di Pescadores karena hujan dan angin kencang.





8. RMS Lancastria, 4000 korban jiwa



Lancastria awalnya dibangun sebagai Tyrrhenia yang menjadi kapal penghubung antara Liverpool dan New York oleh William Beardmore & Co pada 1920 hingga tahun 1932. Kemudian diubah menjadi kapal pesiar yang bertugas melayani perairan di Mediterania dan Eropa Utara. Pada tahun 1940 kapal itu berubah nama menjadi HMT Lancastria yang digunakan sebagai kapal angkut tentara untuk mengevakuasi pasukan Inggris dan pengungsi Prancis.

Pada 17 Juni 1940, kapten kapal Lancastria menerima perintah untuk memuat pasukan serta pengungsi sebanyak mungkin, dan mengabaikan hukum internasional tentang batas penumpang. Diperkirakan kapal tersebut mengangkut penumpang hampir 9000 orang melebihi kapasitas muatan yang dirancang hanya untuk 2.200 orang.

Setelah kapal terisi penuh, tiba-tiba saja pasukan Jerman menjatuhkan 4 bom ke ini sehingga membuat kapal tersebut menjadi hancur porak poranda dan hanya dalam waktu 20 menit saja, kapal tenggelam dan menimbulkan korban sebanyak 4.000 orang. Namun sayangnya, insiden kasus tenggelamnya kapal RMS Lancastria ini ditutup selama bertahun-tahun oleh Undang-Undang Rahasia Resmi. Alasannya adalah khawatir akan merusak moral sipil masyarakat. Rahasia yang sudah ditutup selama bertahun-tahun ini, akhirnya mendapat pengakuan dari pemerintah Skotlandia pada tahun 2008 dengan mengadakan sebuah acara untuk mengenang dan memberikan medali kepada korban kapal tersebut.







sumber: https://springocean83.wordpress.com/2014/05/01/tragedi-kapal-kapal-terbesar-akibat-serangan/
.

Daftar Isi