Tidak semua pertempuran dilakukan medan perang. Ketika saling tidak percaya dan dorongan untuk menang begitu memuncak, maka perang berubah menjadi uji kekuatan tekad dan perlombaan senjata dengan taruhan besar dan bisa mematikan.
Perang diam tersebut dapat berlangsung selama beberapa dekade, mempengaruhi tidak hanya negara yang berkonflik, tetapi juga seluruh dunia.
Perang yang dimaksud di sini adalah Perang Dingin yang hendak dibahas lebih lanjut dalam artikel ini.
Asal Mula Perang Dingin
Alasan terjadinya sebuah konflik seringnya bukan hanya terdiri dari satu faktor sederhana.
Begitu pula dengan Perang Dingin. Waktu terbaik untuk mempelajari konflik ini adalah dengan memulainya pada tahun 1917 atau pada saat pecahnya revolusi di Rusia.
1. Tsar terakhir Rusia, Nicholas II dipaksa turun oleh rakyatnya sendiri.
Alasan terjadinya sebuah konflik seringnya bukan hanya terdiri dari satu faktor sederhana.
Begitu pula dengan Perang Dingin. Waktu terbaik untuk mempelajari konflik ini adalah dengan memulainya pada tahun 1917 atau pada saat pecahnya revolusi di Rusia.
1. Tsar terakhir Rusia, Nicholas II dipaksa turun oleh rakyatnya sendiri.
Pada bulan Oktober tahun yang sama, Partai Bolshevik menggulingkan pemerintahan sementara dan memulai perang saudara antara kelas atas dengan para pekerja dan petani Rusia.
Periode pergolakan ini menandai dimulainya pengaruh komunisme di Rusia dan sebagian Eropa.
2. Komunisme sebagai sistem pemerintahan menjadi titik penting perbedaan antara Rusia dan Amerika yang kapitalis.
Kedua belah pihak selalu curiga terhadap prinsip-prinsip di balik ideologi masing-masing.
Keberhasilan Revolusi di Rusia menjadi indikasi dari potensi kekuatan yang dimiliki komunisme.
Para revolusioner Rusia amat waspada terhadap kapitalisme karena kekuasaan yang berpusat di tangan segelintir, situasi yang mereka alami saat hidup di bawah kekuasaan monarki selama berabad-abad.
Kedua belah pihak terus saling curiga yang diperburuk dengan AS yang memutuskan membantu perlawanan anti-Bolshevik dalam perang sipil tahun 1918.
3. Perang saudara tahun 1918 dimenangkan oleh kaum Bolshevik yang secara agresif menyatakan sistem komunis harus menggantikan monopoli kapitalisme.
Mereka memiliki seorang tokoh kuat, Joseph Stalin, yang dengan tangan besi melanjutkan rezim komunis.
Perbedaan ekonomi juga semakin meruncingkan rasa curiga. AS dikenal mendorong perdagangan internasional dan pertukaran untuk menciptakan ekonomi global.
Di lain sisi, Rusia memiliki pendekatan tertutup pada perdagangan dan bisnis. Mereka khawatir uang dan perdagangan terbuka akan menggerus loyalitas rakyat mereka.
4. Tindakan Jerman di paruh kedua tahun 1930-an lebih melebarkan jarak antara Soviet dan Amerika.
Jerman dan Uni Soviet menandatangani pakta perdagangan material tertentu dan peralatan militer.
Mereka juga sepakat membagi Polandia dan Eropa Timur diantara mereka. Sehubungan dengan hal itu, Polandia diserbu oleh Jerman pada tahun 1939 yang membuat Eropa berada di ujung perang.
Persahabatan yang ditunjukkan Jerman dan Rusia membuat khawatir AS dan sekutunya di Eropa.
5. Jerman menunjukkan sifat aslinya dengan juga menyerang Uni Soviet pada Perang Dunia II.
Periode pergolakan ini menandai dimulainya pengaruh komunisme di Rusia dan sebagian Eropa.
2. Komunisme sebagai sistem pemerintahan menjadi titik penting perbedaan antara Rusia dan Amerika yang kapitalis.
Kedua belah pihak selalu curiga terhadap prinsip-prinsip di balik ideologi masing-masing.
Keberhasilan Revolusi di Rusia menjadi indikasi dari potensi kekuatan yang dimiliki komunisme.
Para revolusioner Rusia amat waspada terhadap kapitalisme karena kekuasaan yang berpusat di tangan segelintir, situasi yang mereka alami saat hidup di bawah kekuasaan monarki selama berabad-abad.
Kedua belah pihak terus saling curiga yang diperburuk dengan AS yang memutuskan membantu perlawanan anti-Bolshevik dalam perang sipil tahun 1918.
3. Perang saudara tahun 1918 dimenangkan oleh kaum Bolshevik yang secara agresif menyatakan sistem komunis harus menggantikan monopoli kapitalisme.
Mereka memiliki seorang tokoh kuat, Joseph Stalin, yang dengan tangan besi melanjutkan rezim komunis.
Perbedaan ekonomi juga semakin meruncingkan rasa curiga. AS dikenal mendorong perdagangan internasional dan pertukaran untuk menciptakan ekonomi global.
Di lain sisi, Rusia memiliki pendekatan tertutup pada perdagangan dan bisnis. Mereka khawatir uang dan perdagangan terbuka akan menggerus loyalitas rakyat mereka.
4. Tindakan Jerman di paruh kedua tahun 1930-an lebih melebarkan jarak antara Soviet dan Amerika.
Jerman dan Uni Soviet menandatangani pakta perdagangan material tertentu dan peralatan militer.
Mereka juga sepakat membagi Polandia dan Eropa Timur diantara mereka. Sehubungan dengan hal itu, Polandia diserbu oleh Jerman pada tahun 1939 yang membuat Eropa berada di ujung perang.
Persahabatan yang ditunjukkan Jerman dan Rusia membuat khawatir AS dan sekutunya di Eropa.
5. Jerman menunjukkan sifat aslinya dengan juga menyerang Uni Soviet pada Perang Dunia II.
Serangan Jerman memaksa Soviet dan Amerika untuk bekerja sama melawan musuh yang sama.
Meskipun Perang Dunia II berhasil mengalihkan perhatian mereka dari persaingan, rasa tidak percaya diantara kedua belah pihak tetap ada.
6. Berakhirnya perang membawa persaingan kembali ke permukaan.
Pembentukan Jerman pasca perang menjadi salah satu sumber ketegangan antara Amerika dan Rusia.
Sementara AS menginginkan sebuah negara liberal dan terbuka, Soviet masih hati-hati dan ingin membentuk negara tertutup ala komunisme.
Aspirasi yang berlawanan tersebut menyebabkan ketegangan berlapis-lapis antara 2 pihak.
Konferensi yang dilakukan pascaperang hanya menegaskan ketidakharmonisan antara AS dan Uni Soviet.
Harry S. Truman yang kemudian menjadi presiden AS membuat sikap Amerika semakin mengeras terhadap Rusia.
7. Uni Soviet lantas mulai mengambil langkah lebih agresif dengan memperluas pengaruhnya di negara-negara terdekat yang berbatasan.
Berbagai aneksasi dilakukan untuk menciptakan negara Blok Timur yang mampu mengakumulasi wilayah luas, material, dan SDM.
Taktik perampasan ini semakin memperburuk hubungan kedua negara. Rusia bahkan tidak puas dengan negara-negara Timur dan berusaha memperluas pengaruhnya ke Yunani, Turki dan bahkan Perancis.
AS membalas tindakan Rusia dengan Doktrin Truman pada tahun 1947 dan menetapkan sikap mereka sebagai kekuatan anti-komunis untuk selamanya.
Meskipun Perang Dunia II berhasil mengalihkan perhatian mereka dari persaingan, rasa tidak percaya diantara kedua belah pihak tetap ada.
6. Berakhirnya perang membawa persaingan kembali ke permukaan.
Pembentukan Jerman pasca perang menjadi salah satu sumber ketegangan antara Amerika dan Rusia.
Sementara AS menginginkan sebuah negara liberal dan terbuka, Soviet masih hati-hati dan ingin membentuk negara tertutup ala komunisme.
Aspirasi yang berlawanan tersebut menyebabkan ketegangan berlapis-lapis antara 2 pihak.
Konferensi yang dilakukan pascaperang hanya menegaskan ketidakharmonisan antara AS dan Uni Soviet.
Harry S. Truman yang kemudian menjadi presiden AS membuat sikap Amerika semakin mengeras terhadap Rusia.
7. Uni Soviet lantas mulai mengambil langkah lebih agresif dengan memperluas pengaruhnya di negara-negara terdekat yang berbatasan.
Berbagai aneksasi dilakukan untuk menciptakan negara Blok Timur yang mampu mengakumulasi wilayah luas, material, dan SDM.
Taktik perampasan ini semakin memperburuk hubungan kedua negara. Rusia bahkan tidak puas dengan negara-negara Timur dan berusaha memperluas pengaruhnya ke Yunani, Turki dan bahkan Perancis.
AS membalas tindakan Rusia dengan Doktrin Truman pada tahun 1947 dan menetapkan sikap mereka sebagai kekuatan anti-komunis untuk selamanya.
Awal Perang Dingin
Perang Dingin berlangsung lebih dari 4 dekade dan dimulai setelah berakhirnya Perang Dunia II (1945) serta berlangsung hingga tahun 1991.
Perebutan kekuasaan terjadi antara komunisme dan demokrasi (atau kapitalisme), dengan keduanya berusaha untuk mendominasi yang lain.
Setelah Perang Dunia II berakhir, tidak ada negara Eropa yang cukup kuat sebagai pengimbang AS dan Uni Soviet.
Meski demikian, selama Perang Dingin tak satu pun pihak yang berminat memulai konflik terbuka dan tetap berusaha menghindari terjadinya perang nuklir.
Perang Dingin berlangsung lebih dari 4 dekade dan dimulai setelah berakhirnya Perang Dunia II (1945) serta berlangsung hingga tahun 1991.
Perebutan kekuasaan terjadi antara komunisme dan demokrasi (atau kapitalisme), dengan keduanya berusaha untuk mendominasi yang lain.
Setelah Perang Dunia II berakhir, tidak ada negara Eropa yang cukup kuat sebagai pengimbang AS dan Uni Soviet.
Meski demikian, selama Perang Dingin tak satu pun pihak yang berminat memulai konflik terbuka dan tetap berusaha menghindari terjadinya perang nuklir.
Fakta-Fakta Menarik
1. Setelah Perang Dunia II berakhir, Komunis merebut kekuasaan di Eropa Timur dengan dukungan Tentara Merah dan menduduki bagian-bagian tertentu wilayah Jerman dan Austria (disebut sebagai Jerman Timur).
2. Wilayah Barat Jerman (yang dikenal sebagai Jerman Barat) diperintah oleh Sekutu (AS, Inggris, dan Perancis), dan tetap berada di bawah pengaruh mereka selama hampir 40 tahun.
3. Pemerintah Jerman Timur mendirikan Tembok Berlin pada tahun 1961 untuk mencegah penduduk berpindah dari Jerman Timur ke Jerman Barat.
4. Pada tahun 1949, Jerman Barat berubah menjadi Republik Federal Jerman, dan Jerman Timur yang komunis menjadi Republik Demokratik Jerman.
5. Berlin, khususnya Tembok Berlin, menjadi simbol Perang Dingin dan terpecahnya Jerman serta Eropa.
6. Amerika Serikat mengadopsi kebijakan ‘Containment’ untuk menghentikan komunisme menyebar di bagian lain dunia dan tetap menjadi kebijakan AS selama empat puluh tahun ke depan.
7. Perlombaan senjata nuklir merupakan salah satu aspek paling penting dari Perang Dingin.
Uni Soviet dan Amerika Serikat sama-sama berlomba membangun dan menumpuk persenjataan.
8. Banyak perang di wilayah lain terpengaruh oleh konflik Perang Dingin dengan yang terpenting adalah Perang Korea.
Perang antara Republik Demokratik Rakyat Korea (Korea Utara) dan Republik Korea (Korea Selatan) pada tahun 1950 bisa dipandang sebagai sebuah konflik langsung antara Uni Soviet dan Amerika Serikat
9. Demikian pula Perang Vietnam (1955-1975) bisa dilihat sebagai konflik militer sebagai bagian dari Perang Dingin.
Perang Vietnam merupakan konflik antara Vietnam Utara (didukung oleh sekutu komunis) dan Vietnam Selatan (didukung oleh Amerika Serikat dan negara-negara anti-komunis lainnya).
10. Krisis Rudal Kuba pada tahun 1962 sering dianggap sebagai titik puncak Perang Dingin. Meskipun akhirnya negosiasi mengarah pada kesepakatan, peristiwa ini tercatat sebagai momen paling dekat pada terjadinya konflik terbuka.
11. Sebagai efek Perang Dingin, Non-Proliferation Treaty (NPT) ditandatangani pada tahun 1968. Tujuan perjanjian ini adalah untuk mempromosikan perdamaian dan mencegah penggunaan senjata nuklir.
12. Presiden Richard Nixon dan Leonid Brezhnev menandatangani pakta Strategic Arms Limitation Talks (SALT I) pada tahun 1969. Pakta ini ditujukan untuk menghentikan permusuhan antara kedua negara.
Meskipun SALT II berhasil dinegosiasikan pada tahun 1979, AS tidak meratifikasi perjanjian tersebut karena Uni Soviet menginvasi Afghanistan pada tahun berikutnya.
13. Ketegangan meningkat lagi antara tahun 1979-1985 karena kebijakan anti-komunis keras yang dilakukan oleh Presiden Amerika Serikat, Ronald Reagan.
14. Reformasi (perestroika dan glasnost) yang diperkenalkan oleh Presiden Uni Soviet, Mikhail Gorbachev, memiliki kontribusi besar dalam mengakhiri Perang Dingin.
Perestroika secara harfiah berarti restrukturisasi dan glasnost mengacu pada keterbukaan.
Restrukturisasi dan keterbukaan sistem politik Soviet adalah salah satu titik balik yang membantu mengakhiri perang dingin.
15. Pada tahun 1989 dan 1990, pasukan Soviet mundur dari Afghanistan dan Gorbachev setuju untuk penyatuan kembali Jerman.
16. Runtuhnya Tembok Berlin dan bubarnya Uni Soviet pada tahun 1991 menandai berakhirnya Perang Dingin.
1. Setelah Perang Dunia II berakhir, Komunis merebut kekuasaan di Eropa Timur dengan dukungan Tentara Merah dan menduduki bagian-bagian tertentu wilayah Jerman dan Austria (disebut sebagai Jerman Timur).
2. Wilayah Barat Jerman (yang dikenal sebagai Jerman Barat) diperintah oleh Sekutu (AS, Inggris, dan Perancis), dan tetap berada di bawah pengaruh mereka selama hampir 40 tahun.
3. Pemerintah Jerman Timur mendirikan Tembok Berlin pada tahun 1961 untuk mencegah penduduk berpindah dari Jerman Timur ke Jerman Barat.
4. Pada tahun 1949, Jerman Barat berubah menjadi Republik Federal Jerman, dan Jerman Timur yang komunis menjadi Republik Demokratik Jerman.
5. Berlin, khususnya Tembok Berlin, menjadi simbol Perang Dingin dan terpecahnya Jerman serta Eropa.
6. Amerika Serikat mengadopsi kebijakan ‘Containment’ untuk menghentikan komunisme menyebar di bagian lain dunia dan tetap menjadi kebijakan AS selama empat puluh tahun ke depan.
7. Perlombaan senjata nuklir merupakan salah satu aspek paling penting dari Perang Dingin.
Uni Soviet dan Amerika Serikat sama-sama berlomba membangun dan menumpuk persenjataan.
8. Banyak perang di wilayah lain terpengaruh oleh konflik Perang Dingin dengan yang terpenting adalah Perang Korea.
Perang antara Republik Demokratik Rakyat Korea (Korea Utara) dan Republik Korea (Korea Selatan) pada tahun 1950 bisa dipandang sebagai sebuah konflik langsung antara Uni Soviet dan Amerika Serikat
9. Demikian pula Perang Vietnam (1955-1975) bisa dilihat sebagai konflik militer sebagai bagian dari Perang Dingin.
Perang Vietnam merupakan konflik antara Vietnam Utara (didukung oleh sekutu komunis) dan Vietnam Selatan (didukung oleh Amerika Serikat dan negara-negara anti-komunis lainnya).
10. Krisis Rudal Kuba pada tahun 1962 sering dianggap sebagai titik puncak Perang Dingin. Meskipun akhirnya negosiasi mengarah pada kesepakatan, peristiwa ini tercatat sebagai momen paling dekat pada terjadinya konflik terbuka.
11. Sebagai efek Perang Dingin, Non-Proliferation Treaty (NPT) ditandatangani pada tahun 1968. Tujuan perjanjian ini adalah untuk mempromosikan perdamaian dan mencegah penggunaan senjata nuklir.
12. Presiden Richard Nixon dan Leonid Brezhnev menandatangani pakta Strategic Arms Limitation Talks (SALT I) pada tahun 1969. Pakta ini ditujukan untuk menghentikan permusuhan antara kedua negara.
Meskipun SALT II berhasil dinegosiasikan pada tahun 1979, AS tidak meratifikasi perjanjian tersebut karena Uni Soviet menginvasi Afghanistan pada tahun berikutnya.
13. Ketegangan meningkat lagi antara tahun 1979-1985 karena kebijakan anti-komunis keras yang dilakukan oleh Presiden Amerika Serikat, Ronald Reagan.
14. Reformasi (perestroika dan glasnost) yang diperkenalkan oleh Presiden Uni Soviet, Mikhail Gorbachev, memiliki kontribusi besar dalam mengakhiri Perang Dingin.
Perestroika secara harfiah berarti restrukturisasi dan glasnost mengacu pada keterbukaan.
Restrukturisasi dan keterbukaan sistem politik Soviet adalah salah satu titik balik yang membantu mengakhiri perang dingin.
15. Pada tahun 1989 dan 1990, pasukan Soviet mundur dari Afghanistan dan Gorbachev setuju untuk penyatuan kembali Jerman.
16. Runtuhnya Tembok Berlin dan bubarnya Uni Soviet pada tahun 1991 menandai berakhirnya Perang Dingin.
Faktor Berakhirnya Perang Dingin
Berikut adalah beberapa faktor penentu berakhirnya Perang Dingin:
1. Gerakan Reformasi Mikhael Gorbachev
Ketika Mikhael Gorbachev berkuasa di Uni Soviet sebagai Sekretaris Jenderal Partai Komunis pada tahun 1985, dia tercatat mengubah wajah dunia.
Saat memerintah, Gorbachev berusaha mereformasi Uni Soviet menjadi negara yang lebih demokratis.
Dia juga membuat beberapa perjanjian internasional dan melakukan gerakan yang secara harfiah mengakhiri Perang Dingin, meski harus ditebus dengan runtuhnya Uni Soviet menjadi 16 negara yang berbeda.
Keruntuhan ini tentu bukan sesuatu yang dibayangkan Gorbachev. Namun tanpai inisiatifnya, Perang Dingin mungkin masih akan berlangsung dan semakin berlarut.
2. Kegagalan Ekonomi Rusia
Harga minyak mengalami penurunan pada tahun 1980-an dan secara drastis mempengaruhi pendapatan Uni Soviet pada saat itu.
Hal ini mendorong Gorbachev melakukan beberapa langkah reformatif dengan tujuan mengangkat perekonomian.
Dia memperkenalkan konsep Perestroika (restrukturisasi) dan Glasnost (keterbukaan) untuk melawan ketertutupan yang mengelilingi kerja Pemerintah Uni Soviet.
Selain itu, perlombaan senjata dengan Amerika Serikat membuat ekonomi Uni Soviet semakin mengalami kesulitan.
Semua ini menyebabkan banyak tuntutan reformasi liberal yang akhirnya tidak tertangani dengan baik sehingga memicu gerakan yang akhirnya menghancurkan Uni Soviet.
3. Perang di Afghanistan
Antara tahun 1979 hingga 1989, Soviet membantu Republik Demokratik Afghanistan melawan Mujahidin Afghanistan dan penyusup Arab-Afghan lainnya.
Akhirnya, Amerika Serikat juga ikut terlibat dalam perang ini dengan tujuan tunggal berusaha melawan Soviet.
Biaya perang, kerugian ekonomi, dan hilangnya nyawa selama perang 9 tahun mengakibatkan masyarakat Soviet mendesak pemerintahnya untuk menghentikan perang.
4. Konflik di Berbagai Wilayah Dunia
Setiap kali terjadi konflik antara dua negara, kedua pihak cenderung berusaha mendekati baik Uni Soviet atau Amerika Serikat untuk meminta bantuan.
Akibatnya, hampir seluruh dunia terbagi menjadi dua blok. Hal ini menyeret AS dan Soviet dalam berbagai konflik di berbagai belahan dunia yang tentu membawa masalah bagi kehidupan domestik mereka.
Perekonomian Soviet yang sudah melemah semakin bertambah sulit karena harus membiayai berbagai konflik di seluruh dunia.
5. Komunikasi Lebih Cair antara Uni Soviet dan Amerika Serikat
Untuk berbagai alasan yang berbeda, hubungan antara Amerika Serikat dan Uni Soviet mulai mencair yang ditandai dengan banyak pembicaraan yang melibatkan kedua negara.
Ronald Reagan, yang merupakan Presiden Amerika Serikat saat itu, sepakat mengadakan beberapa diskusi ekonomi dengan Uni Soviet.
Fokus pembicaraan pada akhirnya bergeser ke upaya pengurangan perlombaan senjata yang telah terjadi selama beberapa dekade sebelumnya.
Tahun 1985 menjadi saksi pertemuan pertama yang diadakan di Jenewa, Swiss, dan menjadi tanda awal berakhirnya perang.
Pertemuan terakhir diadakan di Moskow, di mana Gorbachev dan George HW Bush menandatangani perjanjian pengawasan senjata.
Akhirnya, Perang Dingin secara resmi dinyatakan berakhir di Malta Summit pada tahun 1989.
Akhir Perang Dingin
Presiden AS, George HW Bush, dan Presiden Uni Soviet, Mikhail Gorbachev, mengumumkan akhir Perang Dingin di KTT Malta pada tahun 1989.
Pada 1990, Tembok Berlin hancur sepenuhnya dan reunifikasi Jerman (membuat Berlin sebagai kota bersatu tunggal) berlangsung.
Pada 1991, Uni Soviet dibubarkan sepenuhnya disusul dengan 15 republik Soviet yang mendeklarasikan kemerdekaan mereka.
sumber:
- http://www.amazine.co/39023/bagaimana-perang-dingin-berakhir-ini-5-faktor-pendorongnya/
- http://www.amazine.co/39004/7-penyebab-yang-memicu-terjadinya-perang-dingin/
- http://www.amazine.co/39000/16-fakta-informasi-menarik-tentang-perang-dingin/
.