Kamis, 05 Maret 2015

Boston Tea Party



Boston Tea Party merupakan sebuah aksi protes yang dilakukan oleh penduduk koloni Amerika melawan penjajah Inggris dengan cara menghancurkan berpeti-peti teh yang berada di tiga kapal di pelabuhan Boston.




Alasan Terjadinya Boston Tea Party

Insiden ini terjadi karena East India Company (EIC) memiliki persedian teh dalam jumlah besar yang tidak bisa dijual di Inggris sehingga membuat perusahaan tersebut hampir bangkrut.

Pemerintah Inggris turun tangan dan meloloskan Tea Act tahun 1773, yang memberikan hak kepada East India Company untuk mengekspor barang langsung ke koloni Amerika tanpa harus membayar pajak yang biasa dikenakan pada pedagang koloni.

Dengan cara ini, EIC bisa menjual barang terutama teh di bawah harga normal sehingga memicu terjadinya monopoli perdagangan yang akan merugikan pedagang lokal.

Kebencian terus berlanjut terutama diantara mereka yang tidak terlibat dalam perdagangan monopoli dengan EIC sehingga tidak merasakan keuntungan dari monopoli perdagangan teh.

Tea Act yang tidak adil lantas memicu gerakan boikot diantara penduduk koloni.

Boikot ini mampu memobilisasi banyak pengikut dan menumbuhkan solidaritas antar koloni dan penduduknya. Wanita bahkan turut serta dalam aksi protes dan boikot.



Rencana dibuat untuk mencegah kapal East India Company untuk berlabuh.

Para agen perdagangan diminta untuk menuruti tuntutan boikot dan meminta kapal yang berisi teh kembali ke Inggris atau menyimpan muatannya di gudang.

Namun, para agen perdagangan di Boston menolak untuk menurut dan tetap bersiap menyambut kapal dagang yang berlabuh meskipun mendapatkan penentangan.



Peristiwa Boston Tea Party

Kapal pembawa teh dijadwalkan berlabuh pada hari Kamis, 16 Desember 1773 di pelabuhan Boston.

Pada malam itu, sekelompok pria berjumlah 30 hingga 300 orang menyamar sebagai Indian Mohawk bertolak menuju Wharf Griffin tempat kapal dagang Inggris berlabuh.

Tiga kapal tersebut adalah The Dartmouth, Eleanor, dan kapal yang baru tiba, Beaver.

Segera, para pemrotes yang menyamar sebagai mohawk dengan cepat mengosongkan berpeti-peti muatan teh dari kapal dan membuangnya ke laut.

Saat pagi tiba, sekitar 45.000 kg teh yang diperkirakan bernilai ₤ 10.000 tertumpah ke perairan pelabuhan Boston.



Reaksi Akibat Boston Tea Party

Boston Tea Party mendapatkan reaksi, baik dari pemerintah Inggris maupun pemerintah koloni.

Benjamin Franklin mengatakan bahwa teh yang telah hancur harus dibayar dan dia bahkan menawarkan untuk membayarnya dengan uangnya sendiri.

Pelabuhan Boston lantas ditutup oleh pemerintah Inggris yang kemudian memberlakukan berbagai undang-undang diantaranya adalah Intolerable Acts atau Coercive Acts atau Punitive Acts.

Namun, berbagai undang-undang ini tidak menyurutkan penduduk koloni untuk melanjutkan aksi perlawanan seperti pembakaran Peggy Stewart.



Boston Tea Party pada akhirnya memicu Revolusi Amerika.

Pada saat itu banyak penduduk koloni di Boston dan negara bagian lain berkomitmen melakukan boikot dengan tidak mengonsumsi teh.





.

Daftar Isi