Rabu, 21 Januari 2015

Semua Hal tentang Oda Nobunaga





Seorang penggagas penyatuan Jepang di bawah pemerintahan Shogun pada akhir abad ke-16, yang memimpin Jepang sampai terjadinya Restorasi Meiji pada tahun 1868 M.

Dirinya merupakan salah satu dari tiga orang pemersatu Jepang pada jaman peperangan bersama dengan para jenderal yang kelak menjadi suksesornya, Toyotomi Hideyoshi dan Tokugawa Ieyasu. Dia juga merupakan seorang Daimyo terkemuka pada zaman Sengoku dalam sejarah Jepang.

Oda Nobunaga hidup dalam zaman pendudukan militer yang tidak berkesudahan, yang mana dirinya telah menaklukkan sekitar sepertiga wilayah Jepang sebelum dirinya tewas dalam pertempuran di tahun 1582 M.

Penerusnya, Toyotomi Hideyoshi, adalah seorang pendukung Oda yang setia, yang akhirnya menjadi orang pertama yang mempersatukan seluruh Jepang, dan menjadi pemimpin Jepang yang pertama sejak Perang Onin.




Masa Kecil dan Remaja

Oda Nobunaga lahir pada tanggal 23 Juni 1534 dan diberi nama Oda Kippōshi. Dia sebenarnya merupakan putra kedua dari Oda Nobuhide, seorang wakil Shugo (wakil gubernur) provinsi Owari.

Akan tetapi Oda Nobunaga adalah anak sulung dari istri resmi Oda Nobuhide, yaitu Tsuchida Gozen yang tak lain adalah ibu kandungnya. Kakak tirinya, Oda Nobuhiro lahir dari selir ayahnya, sehingga tidak bisa dihitung sebagai ahli waris resmi klan Oda.

Pada saat masa kecil dan remajanya, Oda Nobunaga dikenal akan perilakunya yang urakan dan aneh, sehingga dirinya dijuluki Owari no Ōutsuke atau Si Bodoh Dari Owari.

Oda Nobunaga dikenal mudah bergaul dengan para pemuda di sekitarnya, tanpa memandang dirinya sebagai seorang bangsawan.

Disebutkan bahwa Oda Nobunaga dilahirkan di Istana Nagoya, walau hal ini masih menjadi perdebatan. Namun satu hal yang pasti bahwa dia lahir di provinsi Owari.

Pada tahun 1574, Nobunaga menerima gelar Kuge (Gelar Bangsawan), lalu pada tahun 1577 dirinya diberikan gelar Udaijin (Menteri Kanan), yang merupakan posisi tertinggi ketiga dalam jabatan istana.




Wafatnya sang Ayah dan Perebutan Kekuasaan





Simbol Klan Oda



Ayah Oda Nobunaga, yakni Oda Nobuhide, berkuasa sebagai kepala klan Oda. Seperti telah disebutkan sebelumnya, Oda Nobuhide sendiri adalah wakil shugo provinsi Owari yang dikepalai oleh Shiba Yoshimunedari klan Shiba sebagai shugo.

Namun ternyata yang memiliki kekuasaan justru klan Oda yang notabene wakil shugo, sehingga peran klan Shiba lebih mirip seperti boneka pemerintahan dari klan Oda.

Pada masa itu provinsi Owari dikelilingi oleh musuh-musuh kuat terutama dua klan yang sangat ditakuti kekuatannya yaitu klan Imagawa (Penguasa provinsi Suruga) dan klan Saitō (Penguasa provinsi Mino).

Untuk menghindari konfrontasi langsung dengan 2 musuh kuat, Nobuhide memilih berdamai dengan kepala klan Saitō, Saitō Dōsan dengan cara menikahkan putranya, Nobunaga dengan anak gadis Saitō Dōsan, Putri Nōhime, sehingga Nobuhide bisa lebih fokus bertempur dengan klan Imagawa.

Sayangnya klan Oda sendiri terbagi menjadi beberapa kelompok yang saling berseteru. Ketika Nobuhide wafat, walaupun Nobunaga sebagai sulung telah ditetapkan sebagai penerus kepala klan, adik Nobuhide yang bernama Oda Nobutomo secara sepihak mengambil alih jabatan wakil shugo.

Dengan demikian, Nobutomo secara langsung menentang Nobunaga sebagai ahli waris Nobuhide untuk jabatan kepala klan Oda. Di lain pihak adik kandung Nobunaga yang bernama Oda Nobuyuki juga berambisi mengambil warisan kepala klan dari tangan Nobunaga.





Menyingkirkan para Pesaing demi Menguasai Klan Oda





Pada bulan April 1556, ayah mertua Oda Nobunaga, Saitō Dōsan tewas akibat kalah bertempur dengan putra pewarisnya sendiri Saitō Yoshitatsu. Pasukan Dōsan sebetulnya sudah dibantu pasukan yang dikirim Nobunaga, tapi konon sudah terlambat untuk dapat menolong Saitō Dōsan.

Lalu pada bulan Agustus 1556, Nobunaga memadamkan pemberontakan yang dipimpin adik kandungnya sendiri Oda Nobuyuki bersama dengan Shibata Katsuie, yang ingin merebut kekuasaan klan Oda, dalam Pertempuran Inō.

Oda Nobuyuki terkurung di dalam Istana Suemori yang dikepung pasukan Nobunaga. Sang ibu, Tsuchida Gozen datang untuk menengahi pertempuran di antara kedua putranya, dan Nobunaga dimintanya untuk mengampuni Nobuyuki.

Pada tahun berikutnya (Tahun 1557), Nobuyuki kembali menyusun rencana pemberontakan. Nobunaga yang mendengar rencana ini dari laporan rahasia Shibata Katsuie berpura-pura sakit dan menjebak Nobuyuki untuk datang menjenguknya ke Istana Kiyosu. Nobuyuki pun dijebak dan dipaksa melakukan seppuku sewaktu datang ke Istana Kiyosu.

Paman Oda Nobunaga yaitu Oda Nobutomo yang sekarang menjabat sebagai wakil shugo, sempat bersinggungan dengan Shiba Yoshimune yang merupakan seorang shugo dan hubungan di antara keduanya menjadi tegang.

Di tengah panasnya hubungan dengan Yoshimune, Nobutomo menyusun rencana pembunuhan atas Nobunaga. Rencana pembunuhan ini dibocorkan Yoshimune kepada Nobunaga, sehingga ada alasan untuk menyerang Nobutomo.

Setelah tahu rencana pembunuhan yang disusunnya terbongkar, Nobutomo sangat marah terhadap Yoshimune dan membunuh anak dari Yoshimune, yaitu Shiba Yoshikane. Peristiwa pembunuhan Shiba Yoshikane ini merupakan kesempatan bagi Nobunaga untuk memburu dan membunuh komplotan pembunuh Yoshikane.

Setelah sempat berperang, Oda Nobutomo pun akhirnya berhasil dihabisi paman Nobunaga lainnya yang bernama Oda Nobumitsu (penguasa Istana Mamoriyama).

Dengan tewasnya sang adik, Oda Nobuyuki dan sang paman, Oda Nobutomo, maka resmilah Oda Nobunaga menjadi penguasa tunggal klan Oda.

Dengan bersatunya seluruh kekuatan klan Oda di tangannya, Nobunaga mulai mengincar penaklukan pada seluruh negeri Jepang. Diawali dengan pengusiran klan Shiba (klan penguasa provinsi Owari). Sehingga pada tahun 1559 secara resmi keluarga Nobunaga berhasil memegang kendali kekuasaan provinsi Owari.




Tenka Fubu, Misi Menguasai Seluruh Jepang dengan Kekuatan Militer


1. PERTEMPURAN OKEHAZAMA



Setahun setelah Nobunaga menguasai provinsi Owari, yakni pada tahun 1560, penguasa provinsi Suruga yang bernama Imagawa Yoshimoto dari klan Imagawa memimpin pasukan secara besar-besaran yang dikabarkan terdiri dari puluhan ribu (sekitar 20 – 35 ribu) prajurit untuk menyerang provinsi Owari, dibantu juga dengan klan Matsudaira dari provinsi Mikawa yang berada di garis depan berhasil menaklukkan benteng pertahanan pihak Nobunaga.

Merasa telah berhasil menaklukkan Nobunaga, maka klan Imagawa pun mabuk akan kemenangan dan berpesta ria, namun tanpa disangka, secara diam-diam Oda Nobunaga yang ‘hanya’ bermodalkan 2000 prajurit melakukan serangan balik dengan tujuan utama membunuh Imagawa Yoshimoto. Dan ternyata serangan Nobunaga ini berhasil, Yoshimoto terbunuh sehingga mengakibatkan para pasukannya kebingungan dan dengan mudah dikalahkan oleh Nobunaga.

Peristiwa bersejarah ini kemudian dikenal dengan Pertempuran Okehazama, di mana pasukan Nobunaga yang berjumlah sangat sedikit berhasil mengalahkan musuhnya yang berjumlah jauh lebih banyak. Peristiwa ini pula yang akhirnya membuat nama Oda Nobunaga menjadi terkenal di seluruh negeri.

Seusai Pertempuran Okehazama, yakni pada tahun 1562, klan Matsudaira dengan kepala klannya Matsudaira Motoyasu, yang sebelumnya berpihak pada klan Imagawa akhirnya menyatakan diri membelot dan bekerjasama dengan Oda Nobunaga demi menumpas klan Imagawa.

Matsudaira Motoyasu sendiri kelak namanya dikenal sebagai Tokugawa Ieyasu, salah satu jenderal dan kaki tangan kepercayaan Nobunaga selain tentunya Toyotomi Hideyoshi.




2. PENAKLUKAN PROVINSI MINO




Setelah mengalahkan klan Imagawa, tujuan Nobunaga berikutnya adalah menguasai provinsi Mino yang dikuasai oleh klan Saitō. Seperti sudah diceritakan sebelumnya, bahwa ayah mertua Oda Nobunaga, Saitō Dōsan yang tak lain adalah kepala klan Saitō, tewas dibunuh oleh putranya sendiri Saitō Yoshitatsu. Sehingga klan Saitō akhirnya dikuasai oleh Saitō Yoshitatsu.

Namun beberapa saat setelah peristiwa Pertempuran Okehazama, Yoshitatsu meninggal karena sakit dan digantikan oleh anaknya yang baru berusia 14 tahun Saitō Tatsuoki. Tatsuoki sendiri dikenal sebagai sosok yang lemah, tidak sekuat dan berkharisma seperti ayah dan kakeknya.

Pada tahun 1566, Nobunaga memerintahkan Kinoshita Tōkichirō (Nantinya dikenal dengan nama Toyotomi Hideyoshi) untuk membangun Istana Sunomata yang akan digunakan sebagai batu loncatan penyerangan ke provinsi Mino.

Nobunaga berhasil menaklukkan pasukan Saitō Tatsuoki berkat bantuan beberapa klan lainnya seperti klan Takenaka, klan Inaba, klan Ujiie, klan Andō, klan Hachisuka, klan Maeno dan klan Kanamori.

Dengan ditaklukkan provinsi Mino pada tahun 1567, Nobunaga menjadi daimyo dua provinsi sekaligus di usia 33 tahun. Jadi bisa dikatakan titik awal keinginan Nobunaga untuk menaklukkan seluruh Jepang dimulai dari provinsi Mino.

Pada tahun itu juga, Nobunaga mulai secara terang-terangan menunjukkan ambisinya menguasai seluruh Jepang. Nobunaga mulai menggunakan stempel bertuliskan Tenka Fubu (Di bawah langit, Menguasai dengan kekuatan bersenjata) atau penguasaan seluruh Jepang dengan kekuatan bersenjata.

Provinsi Mino sendiri berbatasan langsung dengan provinsi Kai dan Shinano yang dikuasai oleh klan Takeda, sehingga untuk pertama kalinya Oda Nobunaga berkontak langsung dengan salah satu daimyo paling tangguh pada era Sengoku yaitu Takeda Shingen.





3. PERLUASAN KEKUASAAN HINGGA KE WILAYAH KYOTO


Era Shogun yang berkuasa di Kyoto pada masa itu adalah Keshogunan Ashikaga yang sebenarnya tak lebih dari boneka para daimyo dari klan Miyoshi yang menguasai Kyoto. Sewaktu sedang berkuasa, ShogunAshikaga Yoshiteru sempat berselisih paham dengan klan Miyoshi sehingga dirinya akhirnya dibunuh oleh klan Miyoshi.

Adik Ashikaga Yoshiteru yang bernama Ashikaga Yoshiaki juga menjadi incaran klan Miyoshi, sehingga melarikan diri dan dirinya kemudian mendekati Nobunaga yang sudah menjadi penguasa provinsi Mino untuk meminta bantuan dalam membalas dendam dan merebut kembali kekuasaan keshogunan.

Tak disangka permintaan ini pun disambut baik oleh Nobunaga yang kebetulan memang mempunyai ambisi untuk menguasai seluruh Jepang, termasuk Kyoto.

Nobunaga beserta pasukannya awalnya sempat menghadapi klan Rokkaku dari provinsi Ōmi yang menghadang, namun akhirnya klan Rokkaku berhasil dikalahkan.

Lalu berikutnya Nobunaga juga berhasil menghancurkan kekuasaan klan Miyoshi di Kyoto dan mengangkat Ashikaga Yoshiaki sebagai Shogun baru dalam Keshogunan Ashikaga.

Tentu saja Yoshiaki diperlakukan Nobunaga tak lebih dari sebagai Shogun boneka yang dikendalikan oleh Nobunaga dalam menguasai Kyoto.

Berikutnya Nobunaga menaklukkan kota Sakai yang membangkang terhadap dirinya dan sekitar tahun 1567 hingga tahun 1569, Nobunaga berusaha menaklukkan Provinsi Ise.

Provinsi Ise dikuasai Nobunaga berkat bantuan kedua putranya yang dikimpoikan dengan anggota keluarga klan yang berpengaruh di wilayah Ise, yakni klan Kambe dan klan Kitabatake.





Pembentukan Aliansi Anti-Nobunaga



1. PEMBAKARAN KUIL ENRYAKU

Shogun Ashikaga Yoshiaki yang selama ini menjadi shogun boneka dari Nobunaga ternyata diam-diam ingin melepaskan diri dari pengaruh Nobunaga. Dirinya mulai mengumpulkan para daimyo membentuk aliansi kekuatan untuk menentang Nobunaga.

Tercatat klan-klan kuat seperti klan Asakura dan klan Azai, ditambah gerombolan pemberontak Ikko-Ikki (gabungan bangsawan lokal, rakyat jelata, petani dan pendeta) yang anti-kekuasaan samurai, berhasil membendung invasi dan membuat keropos kekuatan pasukan Nobunaga.

Salah satu pusat perkumpulan pendeta yang bergabung dalam Ikko-Ikki adalah kuil Enryaku yang terletak di gunung Hiei yang tak jauh dari tempat kediaman Nobunaga di Kyoto.

Gusar dengan kekuatan Ikko-Ikki dan khawatir dengan keberadaan Enryaku-ji yang jarak dan letaknya terlalu riskan, Pada bulan September 1571 Nobunaga memerintahkan penyerangan dan pembakaran kuil Enryaku yang memakan korban tewas sekitar 4 ribu orang termasuk wanita dan anak-anak, termasuk pendeta kepala kuil Enryaku.

Takeda Shingen dalam pernyataan yang mengecam keras tindakan Nobunaga mengatakan Nobunaga sudah berubah menjadi Raja Iblis.




2. PERTEMPURAN MIKATAGAHARA



Berikutnya pada tahun 1572, Takeda Shingen dari provinsi Kai memutuskan untuk menyerang Kyoto sebagai jawaban atas permintaan bantuan Ashikaga Yoshiaki.

Pasukan berjumlah 27.000 prajurit yang dipimpin Shingen berhasil menaklukkan wilayah kekuasaan klan Tokugawa di bawah pimpinan Tokugawa Ieyasu (Sebelumnya bernama klan Matsudaira).

Meskipun telah mendapat bantuan dari Nobunaga, tetap saja pasukan klan Tokugawa kalah dalam pertempuran tersebut. Pertempuran itu sendiri dikenal dengan nama Pertempuran Mikatagahara, selanjutnya pasukan Takeda terus memperkuat posisi di wilayah kekuasaan Tokugawa.

Sayangnya Takeda Shingen wafat tak lama dari kemenangannya di Mikatagahara pada tahun 1573, sebelum dirinya benar-benar dapat menguasai Kyoto.

Dengan kematian Takeda Shingen, Nobunaga bisa lebih fokus menghadapi koalisi klan Azai dan klan Asakura yang akhirnya juga bisa dikalahkan pada tahun yang sama.

Shogun Ashikaga Yoshiaki yang sudah lemah posisinya juga akhirnya disingkirkan dari Kyoto oleh Nobunaga dan hal ini pun mengakhiri pemerintahan Shogun Ashikaga.





3. PERTEMPURAN TEDORIGAWA



Ternyata jalan Nobunaga menuju puncak kekuasaan belum selesai ketika Uesugi Kenshin membentuk Aliansi anti-Nobunaga yang kedua bersama klan Mori yang kuat dalam pertempuran diatas air.

Uesugi Kenshin berhasil menghancurkan pasukan Nobunaga dalam Pertempuran Tedorigawa yang mengakibatkan invasi Nobunaga tersendat.

Lagi-lagi keberuntungan menghinggapi Nobunaga. Setahun setelah pertempuran Tedorigawa, ketika Uesugi Kenshin mempersiapkan pasukannya untuk menyerang Nobunaga kembali, Uesugi Kenshin mendadak wafat karena sakit.

Baik Takeda Shingen maupun Uesugi Kenshin tak memiliki pengganti yang kompeten, yakni Takeda Katsuyori(Penerus Shingen) ataupun Uesugi Kagekatsu (Penerus Kenshin) yang tidak setangguh ayah mereka, walaupun pertempuran dan perlawanan tetap mereka lakukan terhadap Nobunaga dari waktu ke waktu.




4. PEMUSNAHAN KELOMPOK IKKO-IKKI



Pada tahun 1574, kelompok Ikkō Ise Nagashima dikepung pasukan Nobunaga dari darat dan laut hingga tidak berdaya akibat terputusnya jalur perbekalan.

Pertempuran berlangsung sengit, dan Nobunaga sudah menderita luka-luka tembak. Namun akhirnya kelompok Ikkō menanggapi peringatan untuk menyerah. Nobunaga berpura-pura memberi izin kepada kelompok Ikki untuk menyerahkan diri.

Ketika sedang berkumpul untuk menyerahkan diri, kelompok Ikki mendadak diserang. Semua pengikut kelompok Ikki yang sudah menyerah dibakar hidup-hidup, sejumlah 20.000 orang tewas.

Sebagian besar anggota kelompok Ikki adalah orang tua, wanita, dan anak-anak yang tidak pernah ikut berperang. Penjelasan yang dapat dipercaya mengatakan Nobunaga melakukan pembunuhan massal sebagai balasan atas kerugian besar yang diderita Nobunaga dalam pertempuran dengan kelompok Ikki Nagashima.

Pengikut terpercaya dan anggota keluarga Nobunaga tewas dalam jumlah besar, sehingga Nobunaga dendam terhadap kelompok Ikki. Kelompok Ikko Nagashima habis diberantas dengan pembunuhan massal yang dilakukan Nobunaga.





Insiden Honno-Ji dan Tewasnya Oda Nobunaga




Pada bulan Mei 1582, Tokugawa Ieyasu berkunjung ke Istana Azuchi untuk mengucapkan terima kasih kepada Nobunaga atas penambahan Suruga ke dalam wilayah kekuasaannya.

Nobunaga menugaskan salah seorang jenderalnya, Akechi Mitsuhide sebagai tuan rumah yang mengurus segala keperluan Ieyasu selama berada di Istana Azuchi.

Di tengah kunjungan Ieyasu di Istana Azuchi, Nobunaga menerima utusan yang dikirim Toyotomi Hideyoshi yang meminta tambahan pasukan dari Nobunaga.

Posisi Hideyoshi yang sedang bertempur merebut Istana Takamatsu di Bitchū dalam keadaan sulit, karena jumlah pasukan klan Mōri berada di atas jumlah pasukan Hideyoshi.

Nobunaga menanggapi permintaan bantuan Hideyoshi. Mitsuhide dibebaskan dari tugasnya sebagai tuan rumah bagi Ieyasu dan diperintahkan memimpin pasukan bantuan untuk Hideyoshi.

Nobunaga sendiri berangkat ke Kyoto dengan tujuan mempersiapkan pasukan yang dikirim untuk menyerang pasukan klan Mōri.

Nobunaga menginap di kuil Honno-Ji, Kyoto. Mitsuhide yang sedang dalam perjalanan memimpin pasukan bala bantuan untuk Hideyoshi berbalik arah, dan secara tiba-tiba muncul di Kyoto untuk menyerang kuil Honno-Ji.

Setelah terkepung oleh pasukan Mitsuhide di dalam kuil Honno-Ji yang telah terbakar, Nobunaga akhirnya melakukan seppuku atau bunuh diri, sedangkan putra sulung sekaligus penerusnya Oda Nobutada juga tewas dalam pertempuran mempertahankan kuil Honno-Ji.

Peristiwa bersejarah ini dikenal sebagai Insiden Honno-Ji. Dengan demikian berakhirlah kisah Oda Nobunaga dan ambisinya menyatukan negeri di bawah kekuasaan klan Oda.



Batu Nisan 5 Susun Oda Nobunaga, Berlokasi Di Kuil Oku-no-in, Gunung Kōya





Rangkuman Perjalanan Hidup Oda Nobunaga dari Tahun ke Tahun


1. Nobunaga Muda

Tahun 1534 : Oda Nobunaga terlahir di provinsi Owari dari pasangan Oda Nobuhide (Ayahnya) dan Tsuchida Gozen (Ibunya).

Tahun 1539 : Menjadi penguasa istana Nagoya pada umur sekitar 5 tahun. Terpisah tempat tinggal dengan orang tuanya yang membesarkan adiknya, Oda Nobuyuki di istana Suemori, sementara Nobunaga sendiri diasuh oleh pelayan kepercayaan klan Oda, Hirate Masahide.

Tahun 1547 : Nobunaga melihat dan mengamati kegiatan militer untuk pertama kalinya, walaupun hanya berlangsung singkat.

Tahun 1549 : Menikahi Putri Nōhime, anak gadis dari Saito Dōsan, daimyo dari provinsi Mino (prefektur Gifu) pada usia 15 tahun. Ini adalah sebuah pernikahan berlatar belakang politik yang dirancang oleh ayahnya dan juga Hirate Masahide.



2. Penyatuan Provinsi Owari

Tahun 1551 : Oda Nobuhide wafat dan Nobunaga pun mewarisi posisi ayahnya. Dirinya menerima tentangan dan pemberontakan dari adiknya, Oda Nobuyuki yang ingin juga merebut kekuasaan klan.

Tahun 1552 : Pertempuran Kaizu. Nobunaga mengalahkan pemberontakan pamannya, Oda Nobutomo.

Tahun 1553 : Pelayan kepercayaan klan Oda, Hirate Masahide melakukan seppuku karena merasa bertanggung jawab dan malu akan tindakan Nobunaga. Lalu Nobunaga juga menemui ayah mertuanya, Saitō Dousan untuk pertama kalinya pada tahun tersebut.

Tahun 1555 : Pertempuran Ino. Mengalahkan adiknya, Nobuyuki dan Shibata Katsuie untuk menjadi kepala klan Oda yang tak terbantahkan lagi.

Tahun 1556 : Ayah mertuanya, Saitō Dousan terbunuh dalam kudeta kekuasaan di provinsi Mino yang dilakukan oleh putranya sendiri, Saitō Yoshitatsu.

Tahun 1557 : Nobuyuki berencana kembali untuk menggulingkan kekuasaan Nobunaga. Nobunaga yang menerima laporan rahasia dari Shibata Katsuie pun memaksa Nobuyuki untuk melakukan seppuku.

Tahun 1558 : Pertempuran Ukino. Mengalahkan Oda Nobukata, pemberontak terakhir dari internal klan Oda di provinsi Owari.

Tahun 1559 : Nobunaga pergi ke Kyoto untuk mengumumkan penyatuan provinsi Owari yang dia pimpin ke dalam kesoghunan Muromachi (nama lain kesoghunan Ashikaga) yang dipimpin oleh Ashikaga Yoshiteru.



3. Awal Peperangan Utama

Tahun 1560 : Pertempuran Okehazama. Menggagalkan usaha invasi yang dilakukan daimyo Imagawa Yoshimoto, penguasa provinsi Mikawa (sebelah timur prefektur Aichi), provinsi Suruga (sebelah barat prefektur Shizuoka) dan provinsi Totomi (sebelah timur prefektur Shizuoka).

Tahun 1562 : Membentuk "Aliansi Kiyosu" dengan Matsudaira Motoyasu (kelak bernama Tokugawa Ieyasu), daimyo baru dari provinsi Mikawa.



4. Tenka Fubu

Tahun 1567 : Nobunaga menginvasi dan menaklukkan provinsi Mino. Memulai ambisi untuk menaklukkan seluruh negeri Jepang, yang dikenal dengan Tenka Fubu, "Menaklukkan dengan menggunakan kekuatan bersenjata (militer)".

Tahun 1568 : Oda Nobunaga membawa pasukannya ke Kyoto atas permintaan shogun Ashikaga ke-15 yaitu shogun Ashikaga Yoshiaki. Dengan penaklukkan Kyoto dan Ashikaga Yoshiaki dijadikan shogun boneka, maka era Azuchi-Momoyama dalam sejarah jepang resmi dimulai (saling tumpang tindih dengan era Muromachi hingga tahun 1573).

Tahun 1570 : Pertempuran Sungai Ane (Pertempuran Anegawa). Oda Nobunaga dan Tokugawa Ieyasu berhasil mengalahkan gabungan kekuatan dari daimyo Asakura Yoshikage dan Azai Nagamasa.

Tahun 1571 : Menyerang dan memusnahkan komplek kuil biksu pendekar Tendai, yakni kuil Enryaku di gunung Hiei di dekat Kyoto.

Tahun 1573 : Menginvasi dan menaklukkan provinsi Echizen dan provinsi Wakasa. Nobunaga mengusir shogun terakhir dari keshogunan Muromachi, Ashikaga Yoshiaki keluar dari Kyoto. Era Shogunate Muromachi pun resmi berakhir.


Peta Kekuasaan Oda Nobunaga Dalam Era Azuchi-Momoyama



5. Invasi Chugoku (Provinsi - Provinsi Utama Jepang Bagian Barat)

Tahun 1575 : Pertempuran Nagashino. Nobunaga dan Tokugawa Ieyasu mengalahkan Takeda Katsuyori. Invasi pertama kali atas wilayah provinsi Tamba dilakukan oleh jenderal Akechi Mitsuhide.

Tahun 1579 : Akechi Mitsuhide menginvasi provinsi Tamba untuk ke-3 kalinya dan akhirnya berhasil menaklukkannya. Provinsi Settsu juga berhasil diinvasi dan ditaklukkan. Sedangkan provinsi Mimasaka dan provinsi Bizen "diberikan" kepada Nobunaga.

Tahun 1580 : Istana Miki akhirnya runtuh setelah pengepungan selama 2 tahun oleh salah seorang jenderal Nobunaga yaitu Hashiba Hideyoshi (Toyotomi Hideyoshi). Hideyoshi juga berhasil menginvasi dan menaklukkan provinsi Tajima, serta juga menginvasi provinsi Inaba.

Tahun 1581 : Hashiba Hideyoshi mengepung istana Tottori. Provinsi Inaba pun akhirnya berhasil ditaklukkan.

Tahun 1582 : Hashiba Hideyoshi menginvasi provinsi Bitchu. Klan Takeda takluk menghadapi pasukan Nobunaga; Provinsi Shinano, Kai, dan Suruga juga berhasil ditaklukkan. Nobunaga jatuh dalam perangkap kudeta (Insiden Honno-ji no Hen) yang dilakukan oleh jenderal kepercayaannya sendiri, Akechi Mitsuhide yang menyebabkan Nobunaga tewas dengan melakukan seppuku di kuil Honno-Ji, Kyoto.





Beberapa Film yang Memuat Kisah Hidup Oda Nobunaga



1. Toshiie and Matsu (Drama Serial, Tayang tahun 2002)

Sebuah drama kolosal Jepang yang sedang dilanda perang saudara berkepanjangan di akhir masa Ashikaga Shogunate tahun 1336—1573. Toshiie berasal dari klan Maeda , memutuskan untuk mengabdi kepada Nobunaga Oda , sang penguasa muda provinsi Owari. Toshiie juga menikah muda dengan Matsu yang saat itu masih di bawah umur.

Nobunaga mulai menancapkan pengaruhnya yang kuat ke seluruh Jepang dengan didukung oleh sekutunya, yaitu Tokugawa Ieyasu. Meningkatnya kekuasaan Nobunaga ke seluruh Jepang , membawa dampak pada meningkatnya pamor klan Maeda dan klan Toyotomi, sebagai salah satu pendukung utama klan Oda.

Sementara itu Toyotomi Hideyoshi adalah tokoh yang lain sangat penting dalam drama ini selain Oda Nobunaga dan Tokugawa Ieyasu. Hideyoshi adalah contoh bagaimana keuletan dan kecerdikan dapat mengantarkannya dari kelas petani menuju puncak kekuasaan. Trio kepemimpinan mereka adalah peletak dasar bagi persatuan Jepang.

Sebuah drama sejarah yang layak di saksikan, karena kaya akan kandungan kisah sejarah Jepang abad pertengahan, kisah cinta yang mengharukan, kelumit politik tingkat tinggi, suri teladan wanita, kisah kepahlawanan dan wajah dari kekuasaan.




2. Kagemusha (Film, Tayang tahun 1980)

Film ini menceritakan tentang kisah seorang penguasa besar dalam sejarah Jepang di era Ashikaga (Era pertengahan Jepang) yang bernama Takeda Shingen. Sesaat sebelum kematiannya, Takeda telah menyiapkan orang pengganti (The Double) yang mirip dengan dirinya, dan saat itu klan Takeda sedang berseteru melawan klan Oda (Nobunaga) dan klan Tokugawa (Ieyasu).

Persiapan si Shingen palsu ini dimaksudkan untuk menipu musuhnya agar tidak menyerang, hal itu akan terjadi kalau pihak musuh tidak mengetahui, atau ragu, dalam menyikapi benar tidaknya kematian Shingen yang asli. Daya tarik utama dari film ini adalah saat si Shingen palsu (Kagemusha), berusaha menggantikan peran dari Shingen yang asli. Sangat memukau, menyedihkan, mengharukan.




3. Oda Nobunaga (Film TV, Tayang tahun 1998)

Sebuah film yang membahas tentang penguasa Oda Nobunaga pada abad ke-16. Saat masih muda, Oda sebenarnya dianggap sebelah mata untuk meneruskan ayahnya sebagai pemimpin klan Oda, namun melalui pernikahan berbau politis yang diatur oleh ayahnya, Nobunaga bukan hanya memperoleh pengaruh kekuasaan, dirinya pun sukses menjadi daimyo yang menggabungkan tiga wilayah kekuasaan untuk menyatukan Jepang.




4. Goemon (Film, Tayang tahun 2009)

Suatu film bergenre sci-fi historikal mengenai Jepang pada zaman era Sengoku. Bercerita tentang Ishikawa Goemon, seorang ninja pencuri yang hidup pada zaman pemerintahan Oda Nobunaga, yang dalam film ini diceritakan tentang Nobunaga yang tewas mengenaskan di tangan pengikutnya sendiri.

Tangan kanan dan juga jenderal kepercayaannya, Toyotomi Hideyoshi pun mengambil alih kekuasaan dan memenuhi impian Nobunaga untuk menyatukan Jepang dalam satu kepemimpinan.



5. Oda Nobunaga pun muncul sebagai salah satu dalam Video Game seperti Onimusha, Samurai Warriors, Sengoku Basara, Pokemon, dll. dan juga dalam beberapa Anime.




Tahukah anda ?


1. Bahwa ada peribahasa kuno di Jepang sana yang bila dalam bahasa inggris menyebutkan “Oda piled the rice, Hideyoshi rolled the dough, And Tokugawa ate the cake" yang artinya Oda Nobunaga yang mengumpulkan berasnya, Toyotomi Hideyoshi membuat adonannya, dan lalu Tokugawa Ieyasu yang memakan kue berasnya.

Hal ini mungkin dimaksudkan karena bahwa Nobunaga lah yang berjuang sedari awal untuk menyatukan Jepang dengan susah payah lalu setelah dirinya tewas, Hideyoshi lah yang meneruskan perjuangannya dengan mengalahkan si pengkhianat Akechi Mitsuhide dan berhasil menyatukan Jepang dan malah Ieyasu lah yang menikmati hasilnya dengan terbentuknya era Shogunate Tokugawa dengan Ieyasu menjadi shogun yang pertama.


2. Hirate Masahide, pelayan kepercayaan dari klan Oda, yang mengasuh, membesarkan dan mengajari Oda Nobunaga tentang berbagai macam hal, melakukan seppuku. Nobunaga merasa sangat sedih dan kehilangan, dan membangun kuil Seishu-Ji, sebuah kuil Buddha, yang didedikasikan untuk mengenang Masahide.


3. Bahwa desas desus penyebab mengapa Akechi Mitsuhide memutuskan untuk berkhianat terhadap Oda Nobunaga adalah karena beberapa hal :

- Pada tahun 1579 saat Akechi Mitsuhide berhasil menaklukkan provinsi Tamba dengan daimyo nya saat itu Hatano Hideharu juga dipaksa menyerah. Nobunaga langsung menghukum mati Hatano Hideharu, padahal Hideharu menyerah setelah dibujuk dengan bersusah payah oleh Mitsuhide. Ada cerita yang mengatakan perbuatan Nobunaga tersebut menyebabkan terbunuhnya ibu kandung Akechi Mitsuhide yang saat itu sedang dijadikan sandera oleh pihak Hatano Hideharu.

- Pada saat menginvasi wilayah Shikoku dengan daimyo nya saat itu Chōsokabe Motochika, pasukan Nobunaga dipimpin oleh putra Nobunaga, Kambe Nobutaka dan menteri Niwa Nagahide, tanpa melibatkan Akechi Mitsuhide sama sekali.

Mitsuhide pun menjadi khawatir dengan masa depannya sebagai pengikut Nobunaga karena tidak diberi bagian dalam rencana penyerbuan ke Shikoku. Mitushide merasa nasibnya sebentar lagi mirip dengan nasib jenderal Nobunaga yang lain, Sakuma Nobumori dan Hayashi Hidesada yang diusir oleh Nobunaga.

- Akechi Mitsuhide juga merasa dipermalukan oleh Nobunaga, karena rencana pernikahan putri salah seorang pengikutnya yang bernama Saitō Toshimitsu menjadi gagal. Pernikahan ini sebenarnya diatur oleh Mitsuhide sesuai strategi pendekatan terhadap Chōsokabe Motochika yang diperintahkan Nobunaga.

- Dalam jurnal militer Akechi Mitsuhide ditulis tentang Oda Nobunaga yang tidak merasa puas dengan pelayanan Mitsuhide sewaktu menangani kunjungan Tokugawa Ieyasu di istana Azuchi. Nobunaga pun lantas menyuruh anak laki-laki peliharaannya yang bernama Mori Ranmaru untuk memukul kepala Mitsuhide. Hal ini diperkirakan juga menjadi salah satu alasan Mitsuhide menjadi marah, dan berniat untuk membalas dendam dan berkhianat kepada Nobunaga.


4. Bahwa apa pun kontroversi mengenai banyak tindakan Oda Nobunaga yang dianggap sangat brutal dan kejam, namun jika kita boleh berkaca pada prinsip "Perdamaian hanya dapat diciptakan setelah melalui peperangan" maka hal itu bisa dianggap wajar dan lumrah saja. Oda Nobunaga juga bisa dianggap sebagai peletak dasar kekuatan Toyotomi Hideyoshi dan Tokugawa Ieyasu.







sumber:

  • wikipedia.org
  • http://www.biographybase.com/biography/oda_nobunaga.html
  • http://www.samurai-archives.com/nobunaga.html
  • http://boardgamegeek.com/thread/151561/need-help-good-books-or-movies-about-oda-nobunaga

.

Daftar Isi